Pertama : Karena orang tersebut tidak pernah merasa berbuat salah.
Orang yang tersebut demikian karena merasa tindakannya paling benar, paling sempurna, paling kuat, paling pintar dsb. Terjadi karena seseorang tidak mengoreksi dirinya/Introspeksi diri, apa betul yang dilakukan itu benar atau tidak. Oleh karena itu sesuai dengan firman Allah SWT Surat Al Hasyr, 59 :18)
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kedua : Akibat rasa dendam yang tidak timbul di dalam hati.
Rasa dendam itu kemudian melahirkan kemarahan, sehingga seseorang sulit untuk memberi maaf, lebih buruk lagi apabila timbul tindakan balas dendam. Sifat dendam itu bias terjadi karena dengki (iri hati). Sesuai dengan firman Allah (Q.S : Ali Imran, 3 : 159).
Artinya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu keras lagi berhati keras, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu…”
Ketiga : Karena menyangka bahwa sikap member dan meminta maaf itu merupakan symbol kelemahan dan kekalahan.
Seseorang yang merasa kalah bila meminta maaf pertama kepada orang lain. Padahal justru sifat tersebut derajatnya lebih tinggi atau lebih mulia. Sikap pemaaf itu ada keluhuran dan kemenangan. Allah SWT berfirman (Q.S Al Baqarah, 2 : 237)
“ ……… dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada Taqwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan diantar kamu. Sesungguhnya Allah maha melihat segala apa yang kamu kerjakan.
A’id al-Qarni, penulis buku La Tahzan (Jangan Bersedih) telah berkata: “Orang yang pertama mendapat manfaat daripada suatu kebaikan ialah orang yang melakukannya.”
Sebab itu beliau menganjurkan, jika kita sedih atau bermuram durja, carilah orang lain dan gembirakannya... niscaya kita akan mendapat kegembiraan semula.
Sahabat....Tidak sulit untuk membuat orang lain gembira. Mungkin hanya dengan kata-kata, mungkin hanya dengan senyuman ataupun dengan doa. Berilah kegembiraan kepada orang lain, kegembiraan itu akan datang kembali kepada kita Sungguh Allah Maha Kaya, Maha Pengasih lagi Maha Penyyayang. Yakinlah ‘What you give, you get back” – apa yang kita beri akan kita terima kembali. Ini hukum alam sunnatullah – “what goes around, comes around.”
Sebenarnya, manfaat memberi ini turut Allah limpahkan juga kepada setiap orang, tidak mengenal agama dan bangsa-nya. Itulah bentuk Kerahman dan rahiman-Nya Allah Azza Wa Jalla. Henry Ford, pencipta mobil yang pertama mempunyai cita-cita ingin melihat ramai orang memiliki mobil. Tetapi cita-citanya tidak disetujui oleh penanam modal yang pertama. Henry Ford berfikir bagaimana hendak memberi sedangkan penanam modalnya berfikir bagaimana hendak menerima, dalam hal ini tentu keunatungannya Henry Ford berfikir bagaimana hendak membuat mobil dengan biaya yang murah dan dijual dengan harga yang murah supaya lebih banyak orang mampu membelinya. Sedangkan sang penanam modalnya berfikir sebaliknya.
Henry Ford mencari penanam modal yang kedua. Ketika dia berhasail mendapatkan penanam modal, maka mobil dan diproduksi dengan biaya yang rendah dan dijual dengan harga yang murah. Akhirnya, banyak orang yang mampu membelinya. Rugikah Henry Ford? Tidak! Dia mendapat kembali apa yang diberikannya. Lebih banyak dan ramai orang membeli mobil berarti lebih banyak mobil terjual dan lebih banyak keuntungan yang didapatinya. Benarlah, what you give, you get back!
Setelah membaca artikel ini., adakah engkau mesih enggan untuk memberi dan berbagi kepada sesama...Semoga Allah memberikan nhidayah-Nya kepada kita semua..Aamiin Ya Rabbal Alamin...
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking