Ghibah ialah mempergunjingkan orang lain tentang aib lain
atau sesuatu yang apabila didengar oleh orang dibicarakan dia akan benci. Dalam
sebuah ayat Allah menggambarkan laksana orang memakan daging saudara yang sudah
mati. Allah berfirman.
.Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.”( QS. Al Hujurat : 12)
Fitnah adalah suatu sipat yang tercela , suatu usaha
seseorang untuk mencemarkan nama baik seseorang, sehingga orang yang tidak
mengerti persoalan menganggap bahwa fitnah itu benar. Sehingga opini masyarakat
akan negative kepada kelompok atau seseorang yang kena fitnah tersebut. Fitnah
itu lebih kejam dari pembunuhan ..
Artinya:”Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai
mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah), dan
fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu
memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di
tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka.
Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir. Dan perangilah mereka itu, sehingga
tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk
Alloh. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan
(lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.”(Al Baqarah : 192-193)
Berbicara tentang aib orang lain, jika aib yang dikatakan
benar, disebut menggunjing atau ghibah, dan disebut fitnah jika yang
dikatakan tidak benar. Manusia memang tidak lepas dari kesalahan dan
lupa, manusia bisa saja berbuat khilaf. Bersyukurlah kita sebagai manusia,
karena kita hidup di balik tabir, yang oleh Alloh SWT dengan kebijakan-Nya
digunakan untuk menutupi perbuatan-perbuatan buruk kita. Seandainya saja
tabir Ilahi ini diangkat untuk memperlihatkan semua kesalahan dan keburukan
kita, niscaya semua orang akan mengetahui semua keburukan-keburukan dan kesalahan-kesalahan
yang kita lakukan. Yang mengakibatkan masyarakat akan membenci kita.
Coba kita tanyakan dengan jujur pada diri kita sendiri,
bagaimana rasanya apabila kita yang menjadi orang yang digunjingkan/dighibah?
Pastinya, tidak akan ada seorangpun yang mau aibnya terbuka. Dan
pastinya, tidak ada seorangpun yang senang bila di ghibah/gunjingkan. Dan
malah biasanya, ada dari kita yang akan bereaksi marah, apabila mendapati
kenyataan dirinya di gunjingkan orang. Karena itulah agama islam melarang
kita untuk saling ghibah, menggunjing (membicarakan aib orang lain)
apalagi, menfitnah.
Kita harus akui dengan jujur, bahwa ada dari kita yang
kadang dalam menyampaikan sesuatu, suka melebih-lebihkan/menambah-nambahkan,
entah kenapa, sehingga jarang sekali, kita bisa menyampaikan sesuatu dengan
pas, tidak ditambah-tambahkan dan tidak dikurangi. Dalam kaitan dengan
ghibah, kalau aib orang yang kita bicarakan itu benar, maka itu disebut
ghibah. Namun seringkali ghibah berkembang menjadi sebuah fitnah, karena kebiasaan
kita yang suka melebih-lebihkan, menambah-nambahkan omongan. Ketahuilah,
omongan yang kita tambah-tambahkan / lebih-lebihkan itulah, yang termasuk
fitnah.
Banyak ayat Al Quran dan hadits Rosululloh SAW yang melarang keras segala bentuk ghibah dan fitnah:
- “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Al Hujurat:12)
- Alloh SWT berfirman, ”Sesungguhnya mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Alloh dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (Al-Nahl:105).
- Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini: ”Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Alloh dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi saw: “engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya.”(HR Muslim, Abu Daud, Tirmidzi)
- Muslim dengan muslim lainnya itu bersaudara, tidak boleh mengkhianati, mendustakan dan menghina. Setiap muslim dengan muslim lainnya haram kehormatan, harta dan darahnya. Taqwa itu disini ! (sambil nabi SAW menunjuk pada dadanya) Cukup disebut seorang itu jahat jika ia mencaci saudaranya sesama muslim (HR. Muslim)
- Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka Alloh SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat.” (HR. Tirmidzi, Ahmad)
Tidak dapat dipungkiri bahwa dampak dari fitnah bukan saja
terhadap seseorang yang difitnah, tapi juga terhadap masyarakat luas. Di tanah
air kita, seringkali terjadi keributan dan kerusuhan yang disebabkan oleh
fitnah dan adu domba. Begitu besarnya bahaya dan dosa fitnah, hingga oleh
Islam dikategorikannya sebagai perbuatan lebih kejam dari pembunuhan. Bahkan,
Nabi Muhammad SAW lebih mempertegasnya lagi dalam sabdanya, ”Tidak akan masuk surga
orang yang menghambur-hamburkan fitnah (suka mengadu domba).” (HR Abu Dawud dan
At-Thurmudzi).
Untuk itu, marilah kita jauhi segala macam bentuk ghibah,
pergunjingan apalagi fitnah. Karena sebuah masalah besar, berawal dari masalah
kecil. Ributnya sekelompok warga, seringkali terjadi karena kesalahan atau
pertikaian satu orang. Untuk itu, apabila kita mengetahui ada saudara
semuslim kita yang melakukan kesalahan, tegurlah secara langsung dan
sampaikanlah dengan baik-baik. Apabila ia masih belum juga mampu menyadari
kesalahannya, kita doakan semoga Alloh SWT memberikan hidayah kepada-Nya.
Tugas kita sebagai sesama muslim, hanyalah mengingatkan bila
ada saudara kita yang tersesat dari jalan yang benar, tapi kita juga harus
ingat, bahwa kita tidak akan bisa merubah seseorang menjadi lebih baik, bila
orang itu sendiri tidak berusaha merubahnya. Jadi semuanya kita kembalikan
kepada Alloh SWT.
Insya Allah, semoga bermanfaat..
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking