Saterdag 13 September 2014

PENJELAJAH MUSLIM DI BENUA AMERIKA SEBELUM COLUMBUS

TAHUKAH ANDA
-------------------------------------------
IKhashkhas bin Saeed bin Aswad dikatakan telah menyeberangi Atlantik dengan sekelompok pelaut muda dan kembali pada 889 AD dengan "jarahan yang luar biasa. Setiap Spanyol (Andalusia) tahu cerita ini. "Namun, jika jarahan tersebut ditemukan, itu akan menjadi kemungkinan bahwa mereka akan berusaha pelaut pelayaran tambahan. Tidak ada perjalanan selanjutnya dilaporkan. 

Ibn Farrukh berlayar dari Kepulauan Canary pada bulan Februari, 999, dan kemudian berlayar ke barat ke pulau Caprira dan Pluitana, tiba kembali di Spanyol Mei tahun itu. Pulau Mereka tidak pernah diidentifikasi atau dikonfirmasi oleh navigator lainnya. 

Kelompok lain berlayar dari Lisbon di abad ke-12, tetapi periode berlayar singkat hanya 25 hari akan menghalangi kedatangan di Belahan Barat. Waktu berlayar rata-rata untuk Columbus 'empat pelayaran adalah 52 hari. Sungguh Pelaut Muslim telah tiba di benua amerika jauhsebelum columbus menjejakan kakinya di benua amerika pada 12 Oktober 1492 sebagaimana mereka juga telah berabad-abad berdagang dengan orang hindustan sebelum vasco da gama tiba di Goa..

Dr. Youssef Mroueh, dari Preparatory Commitee for International Festivals to celebrate the millennium of the Muslims arrival to the Americas, tahun 1996, menulis sebebuah maklah yang berjudul “Precolumbian Muslims in America”. 
Dalam essaynya, Doktor Mroueh menulis, “Sejumlah fakta menunjukkan bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan abad ke-10, pada waktu pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929 – 961M), kaum Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke Barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol, menembus “samudra yang gelap dan berkabut”. Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang “tak dikenal dan aneh”. Ada kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu, dan mereka inilah kaum imigram Muslimin gelombang pertama di Amerika




Dinsdag 02 September 2014

KUBURAN MASSAL DI JAFFA





Penemuan 6 kuburan massal di Jaffa dekat ibukota Israel, Tel Aviv, menjadi perbincangan hangat aktivis kemanusiaan Palestina dan dunia maya.
Dari keterangan seorang saksi mata, kuburan massal ini diperkirakan warga Palestina yang dibunuh pasukan militer Israel dalam operasi pembersihan etnis setelah perang 1948 di kota Jaffa.

Perlu diketahui bahwa sebelumnya kota Jaffa dihuni oleh warga Palestina sampai akhir musim semi tahun 1948, sebelum diusir dari daerah tersebut setelah bangsa Yahudi menyatakan berdirinya negara Israel pada tahun 1948. 
Berikut foto kuburan massal tersebut:

MUKZIJAT AJARAN ISLAM, KEBENARAN MANFAAT WAQAF SAMPAI HARI KIAMAT



Mungkin tak pernah terbayang oleh siapa pun, bila ada satu bank di Saudi Arabia yang sampai saat ini menyimpan rekening wakaf atas nama UTSMAN BIN AFFAN Radiyyalahu Anhu , asalah seorang sahabat utama Rasulullah Muhammad Shallahu Alayhi Wassalaam yang telah wafat 14 abad yang lalu

Apa kisah sebenarnya di balik pembangunan hotel 'Utsman bin Affan Ra' yang saat ini sedang di bangun dekat Masjid Nabawi?

Apakah ada anak cucu keturunan Usman saat ini yang membangunnya atas nama moyang mereka?
Penasaran? Ikuti kisahnya berikut ini. Barangkali kita dapat mengambil pelajaran:

- Setelah hijrah, jumlah kaum Muslimin di Madinah semakin bertambah banyak. Salah satu kebutuhan dasar yang mendesak adalah ketersediaan air jernih.- Kala itu sumur terbesar dan terbaik adalah Bi'ru Rumah, milik seorang Yahudi pelit dan oportunis. Dia hanya mau berbagi air sumurnya itu secara jual beli.

- Mengetahui hal itu, Utsman bin Affan mendatangi si Yahudi dan membeli 'setengah' air sumur Rumah. Usman lalu mewakafkannya untuk keperluan kaum Muslimin.

- Dengan semakin bertambahnya penduduk  Muslim, kebutuhan akan air jernih pun kian meningkat. Karena itu, Utsman pun akhirnya membeli 'sisa' air sumur Rumah dengan harga keseluruhan 20.000 dirham (kl. Rp.5 M). Untuk kali ini pun Usman kembali mewakafkannya untuk kaum Muslimin.

- Singkat cerita, pada masa-masa berikutnya, wakaf Utsman bin Affan terus berkembang. Bermula dari sumur terus melebar menjadi kebun nan luas.
- Kebun wakaf Utsman dirawat dengan baik semasa pemerintahan Daulah Utsmaniyah (Turki Usmani).

- Setelah Kerajaan Saudi Arabia berdiri, perawatan berjalan semakin baik. Alhasil, di kebun tersebut tumbuh sekitar 1550 pohon kurma.
- Kerajaan Saudi, melalui Kementrian Pertanian, mengelola hasil kebun wakaf Utsman tersebut. Uang yang didapat dari panen kurma dibagi dua; setengahnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di sebuah bank dengan rekening atas nama Utsman bin Affan.

 Rekening atas nama Utsman tersebut dipegang oleh Kementerian Wakaf.
 Dengan begitu 'kekayaan' Utsman bin Affan yang tersimpan di bank terus bertambah. Sampai pada akhirnya dapat digunakan untuk membeli sebidang tanah di kawasan Markaziyah (area eksklusif) dekat Masjid Nabawi. Di atas tanah tersebut, saat ini tengah dibangun sebuah hotel berbintang lima dengan dana masih dari 'rekening' Utgsman.

 Pembangunan hotel tersebut kini sudah masuk tahap akhir. Rencananya, hotel 'Utsman bin Affan' tersebut akan disewakan kepada sebuah perusahaan pengelola hotel ternama.
 Melalui kontrak sewa ini, income tahunan yang diperkirakan akan diraih mencapai lebih 50 juta Riyal (lebih Rp. 150 M).

 Pengelolaan penghasilan tersebut akan tetap sama. Separuhnya dibagikan kepada anak-anak yatim dan fakir miskin. Sedang separuhnya lagi disimpan di 'rekening' Utsman bin Affan.
- Uniknya, tanah yang digunakan untuk membangun hotel tersebut tercatat pada Dinas Tata Kota Madinah atas nama Utsman bin Affan.

Masya Allah, saudaraku, itulah 'transaksi' Utsman dengan Allah. Sebuah PERDAGANGAN di jalan Allah dan untuk Allah telah berlangsung selama lebih 1400 tahun.....berapa 'keuntungan' pahala yang terus mengalir deras kedalam pundi-pundi kebaikan Usman bin Affan di sisi Allah Azza Wa Jalla