Pasti benar bahwa Allah Arrahman akan membalas amal sedekah dengan
berlipat ganda (lihat QS. Al-Baqarah : 261). Demikian juga yang
dijelaskan oleh Baginda Rasulullah dalam hadistnya. Lalu salahkah kita
mengharap itu? Tentu tidak. Namun, jika bersedekah sebatas itu, biasanya
1) sedekah dikeluarkan hanya sebatas mendapatkan “balasan” yang kita
inginkan, 2) tak selalu Allah membalas dengan balasan duniawi ala
‘matematis sedekah’ (Lihat Al-Haitsami Majma ‘az-Zawa, V/282) dan 3)
mungkin kita akan kecewa jika sedekah kita tidak berbalik
seperti‘matematika sedekah.
Jadi mesti bagaimana?
Marilah kita simak keteladanan Rasulullah dan para sahabat dalam bersedekah dan berinfak fi sabilillah berikut ini,
Suatu ketika Baginda Rasululllah Muhammad Shallallahu Alayhi Wassalam mendapat hadiah harta dari kaum Fadak yang dibawa oleh empat ekor unta. Sebagian harta tadi beliau gunakan untuk membayar hutang yang sudah jatuh tempo. Bilal yang beliau tugasi untuk membayarkannya, sementara Beliau menunggu di masjid. Setelah seluruh utang itu dibayar, Bilal menemui Beliau, lalu Baginda bertanya, “Masih adakah harta yang tersisa?”, jawab Bilal, “Ya, masih ada sedikit”. Beliau lalu memerintahkan, “Bagikanlah harta itu sampai habis hingga aku bisa merasa tenang. Aku tidak akan pulang ke rumah hingga harta itu dibagikan semua. Lalu beberapa kali Rasulullah menanyakan hal yang sama, maka jawab Bilal, “Sudah tidak ada lagi yang tersisa ya Rasulullah. Allah telah memberkati Anda dengan ketentraman jiwa. Semua harta itu telah habis dibagikan” (Al-Kandahlawi, Fadha’il al-Amal, 576).
******Mari bergabung dalam Shadaqah Majelis Darul Aytam, HANYA DENGAN : Rp. 25.000,- Peranak Yatim dan Dhua'fa.. www.Majelisdarulaytam.blogspot.com.****
Jadi mesti bagaimana?
Marilah kita simak keteladanan Rasulullah dan para sahabat dalam bersedekah dan berinfak fi sabilillah berikut ini,
Suatu ketika Baginda Rasululllah Muhammad Shallallahu Alayhi Wassalam mendapat hadiah harta dari kaum Fadak yang dibawa oleh empat ekor unta. Sebagian harta tadi beliau gunakan untuk membayar hutang yang sudah jatuh tempo. Bilal yang beliau tugasi untuk membayarkannya, sementara Beliau menunggu di masjid. Setelah seluruh utang itu dibayar, Bilal menemui Beliau, lalu Baginda bertanya, “Masih adakah harta yang tersisa?”, jawab Bilal, “Ya, masih ada sedikit”. Beliau lalu memerintahkan, “Bagikanlah harta itu sampai habis hingga aku bisa merasa tenang. Aku tidak akan pulang ke rumah hingga harta itu dibagikan semua. Lalu beberapa kali Rasulullah menanyakan hal yang sama, maka jawab Bilal, “Sudah tidak ada lagi yang tersisa ya Rasulullah. Allah telah memberkati Anda dengan ketentraman jiwa. Semua harta itu telah habis dibagikan” (Al-Kandahlawi, Fadha’il al-Amal, 576).
******Mari bergabung dalam Shadaqah Majelis Darul Aytam, HANYA DENGAN : Rp. 25.000,- Peranak Yatim dan Dhua'fa.. www.Majelisdarulaytam.blogspot.com.****
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking