Woensdag 10 Julie 2013

MERAIH PAHALA DI BULAN RAMADHAN



Bulan Ramadhan adalah   bulan yang penuh berkah.   Hari dan malam di bulan Ramadhan, lebih mulia dibanding hari dan malam di bulan lain. Kemuliaannya ditunjukkan dengan nama-nama tertentu yang dilekatkan pada bulan ini.
Nama-nama tersebut merefleksikan kemuliaannya, di antaranya adalah :
  1. Syahr Allah (Bulan Allah), karena Allah memberikan pahala yang besar bagi orang yang berbuat baik di bulan ini. Ibadah puasa pun pahalanya langsung diberikan Allah sendiri.
  2. Syahr al-Quran ( bulan diturunkannya Al-Quran/ Nuzul al-Quran ).
  3. Syahr al-tilawah ( bulan membaca Al-Quran ).
  4. Syahr al-rahmah ( bulan kasih sayang, bulan waktu Allah melimpahkan rahmat-Nya ).
  5. Syahr al-jud ( bulan kedermawanan, bulan untuk berbagi).
Pada bulan Ramadhan ini Allah SWT akan melipatgandakan pahala ibadah. Bagi ibadah sunnah, Allah akan melimpahkan pahala setara dengan ibadah wajib. Dan untuk ibadah wajib, Allah akan melipatgandakan pahalanya sebesar 70 kali lipat.
Oleh karena itu, sebagian umat Muslim suka melakukan hal-hal yang dianggapnya akan memberikan limpahan pahala. Terjadilah perburuan pahala. Tentu saja kalau hal ini dilakukan sesuai dengan tuntunan Rasulullahi SAW dan secara konsisten ( istiqamah ) dilanjutkan setelah Ramadhan berlalu, akan sangat baik. Karena memang itu yang diharapkan dari ibadah bulan Ramadhan ini. Kita menjalani pelatihan dengan berbagai aktivitas keberagamaan agar setelah Ramadhan lewat kita bisa lebih bertakwa.
Perburuan pahala ini biasanya sudah diawali sejak menjelang datangnya bulan Ramadhan. Banyak orang yang sengaja meninggalkan pekerjaannya, anak-anaknya bolos sekolah, hanya untuk sesuatu yang mereka anggap sebagai suatu keharusan menjelang puasa. Mereka melakukan ziarah ke makam orang tua, atau saudaranya. Padahal ziarah kubur itu kata Nabi SAW hanya untuk mengingatkan kita kepada kematian. Kalau untuk mendoakan mereka yang sudah mendahului kita bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun.
Ada juga sebagian orang yang sampai berani menunda membayar zakat sampai bulan Ramadhan tiba. Padahal sebelum Ramadhan sudah sampai waktunya , sudah haul . Haul adalah batas perhitungan jangka waktu pemilikan harta yang akan dikeluarkan zakatnya, dan telah mencapai waktu satu tahun Qamariyah.
Mereka menganggap kalau dibayarkan pada bulan Ramadhan akan meraup pahala berlipat ganda, padahal sudah jelas dia melalaikan kewajiban zakat itu sampai melewati waktu yang telah ditetapkan. Begitu juga infak dan sedekah sering ditangguhkan sampai Ramadhan tiba, padahal berjuta orang saudara kita hidup serba kekurangan. Dan tidak bisa menunggu.
Fenomena lain yang kita lihat sejak beberapa tahun terakhir ini, masyarakat Muslim yang kebetulam memiliki kelebihan harta, sudah menjadikan ibadah umrah Ramadhan sebagai bagian dari gaya hidupnya. Yang dilihat tentu pahalanya yang berlimpah. Padahal umrah itu hukumnya sunnah. Sedangkan menyantuni saudara seiman yang kebetulan tidak seberuntung meraka adalah wajib. Mereka mengejar yang sunnah tapi mengabaikan kewajiban.

Banyak juga masyarakat Muslim yang keliru memahami hadits Nabi yang menyatakan bahwa tidur orang yang berpuasa termasuk ibadah, sehingga mereka bermalas-malasan. Padahal Nabi dan kaum Muslimin meraih kemenangan pada Perang Badar yang terjadi pada bulan Ramadhan. Begitu juga Shalahuddin Al-Ayyubi memenangkan pertempuran pada peperangan salib yang justru itu terjadi pada bulan Ramadhan.
Tidur yang bernilai ibadah itu adalah tidur yang diharapkan berfungsi untuk bisa memulihkan kondisi tubuhnya setelah beraktivitas. Bukan karena hobi bermalas-malasan. Bagaimana akan memperoleh berkah ( value added ) kalau cuma tiduran.
Hal lain yang sering dilakukan umat Muslim terhadap Al-Quran di bulan Ramadhan yaitu hanya sekedar membaca saja. Mereka merasa cukup dengan membaca karena sudah termasuk ibadah. Mereka menyebutnya tadarrus, padahal tadarus itu berarti mempelajari. Mempelajari kandungan isi Al-Quran akan mengantarkan seseorang untuk dapat mengamalkan ajaran-Nya.
Mempelajarinya tentu tidak akan cukup dalam satu bulan. Tapi mempelajari Al-Quran itu bukan hanya wajib di bulan Ramadhan saja. Mereka banyak yang berbangga diri kalau sudah khatam pada bulan Ramadhan, walaupun tidak tahu apa isinya Al-Quran itu.
Semoga Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking