Sondag 30 Junie 2013

KEAGUNGAN MENDOAKAN KEBAIKAN BAGI SESAMA MUSLIMIN






Doakanlah kebaikan bagi saudaramu sesama Muslim, Yakinlah bahwa Allah Azza Wa Jalla menijabahnya dan Para Malaikat mengamininya serta mendoakan kebaikan pula bagi kita. Sesungguhnya Rasulullah Muhammad Shallallahu Alayhi Wassalam bersabda, “Tidak ada seorang Muslim pun yang mendo’akan kebaikan bagi saudaranya sesama tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, Dan bagimu juga kebaikan yang sama”. (Hadits Shahih, Riwayat Muslim). 

Sungguh kita akan benar-benar berbahagia seandainya mendengarkan doa yang dipanjatkan para malaikat penjaga arsy-Nya Allah Azza Wa Jalla bagi kita yang mendoakan kebaikan bagi saudara-saudara muslim kita : 

رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (7) رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala!

Ya Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan anak keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Dan peliharalah mereka dari balasan kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari pembalasan kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar.

Woensdag 26 Junie 2013

KEWAJIBAN ORANGTUA KEPADA ANAK-ANAKNYA

Menurut Islam, kewajiban orang tua terhadap anak merupakan suatu ketentuan yang harus diksanakan oleh seorang ayah dan ibu. Dan sebagai konsekwensi logis menjadi orang tua, yaitu melaksanakan kewajiban-kewajibannya untuk memenuhi hak-hak anak mereka.
Bila kewajiban tersebut tidak dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, atau orang tua melupakannya sama sekali, maka berakibat terjadinya hal-hal yang tidak baik terutama terhadap anak, bahkan terhadap orang tua tersebut.

Akibat yang tidak baik terhadap anak yaitu, secara psikologis anak akan merasakan bahwa dirinya tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya, dapat menyebabkan anak memiliki perilaku yang tidak baik, anak merasakan hak-haknya tidak terpenuhi, bahkan mungkin terjadi anak tersebut menjadi anak yang durhaka kepada orang tuanya.

kewajiban orang tua terhadap anak

Akibat yang tidak baik bagi orang tua, sesungguhnya mengabaikan kewajiban dapat merugikan diri sendiri, bahkan bila anaknya durhaka kepada dirinya, maka orang tua tersebut mendapatkan laknat dari Allah  SWT.
Sebagaimana wasiat Nabi SAW :

لَعَنَ اللهُ وَالِدَيْنِ حَمَلاً وَلَدَهُمَا عَلَى عُقُوقهِمَا.

“Allah melaknat orangtua yang membawa anaknya untuk durhaka kepada keduanya”
Menurut Al-Qur’an, sebagai orang tua sepatutnya seseorang menjaga diri dan keluarganya dari siksaan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu.
Q. S. At-Tahriim (66) ayat 6 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (٦)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Beberapa Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak

Menurut riwayat hadis, ada beberapa kewajiban orang tua, yang paling utama dan pokok, yaitu :

حَقُّ الْوَلَدِ عَلَى وَالِدِهِ أَنْ يُحْسِنَ اسْمَهُ وَأَدَّبَهُ وَيَضَعُهُ مَوْضِعًا صَالِحًا. (مكارم الأخلاق: ٤٤٣

“Hak anak atas orang tuanya, hendaklah orang tuanya memberi nama yang baik kepadanya, dan mendidiknya dengan baik, dan menempatkannya (tempat  tinggal) di tempat yang baik/shaleh.

حَقُّ الْوَالِدِ عَلَى الْوَلَدِ أَنْ يُحْسِنَ اِسْمَهُ وَأَدَّبَهُ وَ أَنْ يُعَلِّمَهُ الْكِتَابَةَ وَالسِّبَاحَةَ وَالرِّمَايَةَ وَاَنْ لَا يَرْزُقَهُ اِلاَّ طَيِّبًا وَأَنْ يُزَوِّجَهُ اِذَا اَدْرَكَ (رواه الحاكم

Kewajiban orang tua terhadap anak adalah : membaguskan namanya dan akhlak/sopan santun, mengajarkan tulis menulis, berenang, dan memanah, memberi makan dengan makanan yang baik, menikahkannya bila telah cukup umur.”
Dari 2 riwayat tersebut, setidaknya ada 5 kewajiban orang tua terhadap anak yaitu :
1. Memberi nama yang baik. Meskipun ada orang yang mengatakan bahwa apalah arti sebuah nama. Tapi di dalam Islam, nama merupakan do’a bagi seseorang. Bila seseorang mempunyai nama yang baik, semoga dirinya juga menjadi orang baik. Meskipun bukan jaminan 100 %, namanya baik tapi perilakunya juga baik. Hal itu tergantung banyak hal, terutama pendidikan dan lingkungan.
2. Mendidiknya dengan pendidikan yang terbaik. Kewajiban orang tua untuk mendidik anak-anaknya mulai dari pendidikan di rumah, pendidikan di sekolah atau pesantren, bahkan sampai anak melanjutkan ke perguruan tinggi, merupakan hak anak yang patut diterima dengan sebaik-baiknya. Pendidikan buat anak yang paling vital di rumah yaitu mengajarkan dan membiasakan shalat kepada anak-anaknya. Sebagaimana firman Allah dan hadis nabi berikut :
Q.S. Thaaha (20) ayat 132 :

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (١٣٢)

“dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.    Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”

مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ اِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِيْنَ وَاِذَا بَلَغَ عَشْرَ سِنِيْنَ فَاضْرِبُوْهُ عَلَيْهَا

“Perintahkanlah kepada anak-anakmu untuk mengerjakan shalat, apabila mereka telah mencapai umur 7 tahun, dan bila mereka mencapai umur 10 tahun berani dan terbiasa meninggalkan shalat, pukullah mereka/memberi hukuman kepada mereka.”
3. Mengajarkan keahlian dan ketangkasan kepada anak. Seperti keahlian membaca dan menulis, dalam konteks sekarang mungkin anak diajarkan agar menguasai computer, bahasa asing dll. Ketangkasan dan keberanian, dapat diajarkan melalui latihan berenang dan memanah, maupun olah raga lainnya.
4. Menempatkan di tempat tinggal yang baik dan memberi rezki dari yang baik. Anak yang tinggal di tempat tinggal dan lingkungan yang baik, niscaya akan menjadi anak-anak yang baik. Juga, anak yang makan dan minum yang diberikan orang tuanya dari rezki yang halal dan baik, niscaya akan menjadi anak yang baik pula. Dan biasanya, anak yang berada di tempat tinggal yang tidak baik dan makan dari rezki yang tidak baik, biasanya akan menjadi anak-anak yang tidak baik.
5. Menikahkan anak bila sudah cukup umur. Ini merupakan kewajiban utama orang tua yang terakhir, yang mesti dilakukan terhadap anak-anaknya. Karena ketika anak-anaknya sudah berumah tangga, biasanya anak akan memisahkan diri dari rumah orang tuanya dan membina rumah tangga dengan pasangannya.

Demikianlah, 5 kewajiban orang tua terhadap anak, semoga kita sebagai orang tua mampu mengemban amanah tersebut dengan sebaik-baiknya, sehingga anak-anak kita menjadi anak-anak yang baik, shaleh dan shalehah.

AMALAN YANG TIDAK TERPUTUS SAMPAI KAPANPUN

    
 
 
 "Jika seseorang meninggal dunia,maka terputuslah amalan pahalanya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah,ilmu yg di manfaatkan,atau do'a anak yg sholeh"
(HR.Muslim)
    
        Allah memberi ganjaran sekecil apapun amal yang kita perbuat,meski hanya sebesar dzarrah atau debu:
    "Sesungguhnya Allah akan menganiaya seseoraang walaupun sebesar dzarrah,dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar" [An Nisaa '40].

Setiap kebaikan yang kita lakukan mulai dari kewajiban seperti sholat, puasa, zakat hingga amal yg sunnah insya Allah akan di balas Allah pahala yang berlipat ganda.

Bahkan ada orang yang karena mampu setiap tahun pergi berhaji atau umrah dengan berharap mendapat pahala yang besar. Sesungguhnya itu baik. Namun sayangnya saat kita meninggal,kita tidak akan mendapat pahala itu lagi. Saat kita mati, terputus amal kita selain 3 amal yang di atas.

Oleh karena itu agar pahala kita terus mengalir meski kita telah tiada, hendaknya kita berusaha mengerjakan 3 amal yang di atas. Bagaimanapun kita tidak tahu berapa banyak dosa atau maksiat yang telah kita perbuat. Berapa banyak orang yang telah kita sakiti. 

Sedekah Jariyah
Menurut Imam al-Suyuti (911 H) ada 10 amal yang pahalanya terus menerus mengalir, yaitu: 1)Ilmu yang bermanfaat, 2) Do'a anak yang sholeh, 3) Sedekah jariyah (wakaf), 4) menanam pohon kurma atau pohon2 yang buahnya bisa di manfaatkan, 5)mewakafkan buku, 6) berjuang dan membela tanah air, 7) membuat sumur, 8)membuat irigasi, 9) membangun tempat penginapan bagi para musafir, 10) membangun tempat ibadah dan belajar.

Itu hanya contoh kecil saja. Tentu saja sedekah jariyah tidak terbatas pada hal yang di atas. Segala hal yang bermanfaat yang bisa dinikmati masyarakat umum seperti membangun jalan, jembatan, website atau TV yang bermafaat insya Allah pahalanya akan terus mengalir kepada kita semua selama yang kita bangun itu masih memberikan manfaat.

Menanam ppohon mangga atau pohon kurma sehingga buahnya bisa dinikmati ataupun pohon yang rindang seperti pohon beringin sehingga orang bisa berteduh pun bisa mendapatkan pahala.

Membangun mesjid pun pahalanya amat besar dan tetap akan mengalir selama masih ada orang yang memakainya untuk beribadah:

Hadits Riwayat Utsman Bin Affan ra: "Barang siapa yang membangun sebuah masjid karena mengharapkan ke ridhaan Allah SWT, maka Allah akan membangun utnuknya sebuah rumah di surga . (H.R Bukhari dan Muslim)

Ilmu yang Bermanfaat
Ilmu akan bermanfaat jika kita sendiri terlebih dahulu mengamalkannya . Kemudian kita ajarkan ke orang lain. Jika orang yang kita ajarkan itu juga mengamalkan ilmunya, insya Allah kita akan mendapat pahala meski kita telah tiada.

Kita bisa menjadi guru, Dosen, atau mendirikan sekolah atau pesantren sehingga ilmu yang bermanfaat bisa di ajarkan ke orang banyak.

Di zaman sekarang kita bisa mengajarkan ilmu ke banyak orang sekaligus. Dengan membuat buku yang bermanfaat, kita dapat membayangkan bagaimana kalau ada 1 juta orang yang membaca buku tersebut dan mengamalkannya.

Dengan membuat website yang berisi ilmu yang bermanfaat misalnya website Islam sehingga puluhan ribu orang bisa membaca dan mengamalkan ilmunya, insya Allah juga akan mendapat pahala. Jika ada orang yang meng-copy-paste tulisan anda, jangan sedih. Justru mereka membantu menyebarkan ilmu anda sehingga jika website anda tutup karena tidakmembayar sewa domain atau hosting, ilmu anda tetap tersebar dan dinikmati orang lain.

Mendirikan TV islam atau TV komunitas yang bissa memberikan ilmu yang bermanfaat pun insya Allah akan mendapat pahala.

Bagaimana jika kita bukan orang yang pintar atau ilmu kita cetek? Jangan sedih. Dengan membantu Ulama sehingga ilmunya tersebar, membantu penerbitan buku yang bermanfaat, membantu pembuatan dan pemeliharaan website atau TV Islam juga bisa membuat anda ikut mendapat pahala.Karena Allah menghitung setiap amal yang kita lakukan sekecil apapun amal itu.

".... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong  dalam berbuat dosa dan pelanggaran.  Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." [Al Maa-idah 2].

Dari Abu Musa Al Asy'ari ra. dari Nabi Muhammad SAW bersabda:
"orang mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari tangannya. Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-tiba datang seorang lelaki meminta bantuan. Nabi di hadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda: Tolonglah dia, maka kamu akan mendapatkan pahala. Dan Allah menetapkan lewat lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki." Imam Bukhari, Muslim, dan An Nasa'i.

Baragsiapa yang menunjukan kepada kebaikan,maka ia (orang yang menunjukannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya. [HR Muslim, 3509]

Jadi jika kita turut andil dalam menyebarkan ilmu yang bermanfaat, insya Allah, Allah akan melihatnya.

Anak Sholeh Yang Mendoakannya
Jika kita punya anak sholeh yang mendoakan kita, insya Allah kita akan mendapat pahala juga karena kita telah berjasa mendidik mereka sehingga jadi anak yang sholeh.

Oleh karena itu jika kita di amanahi anak oleh Allah, hendaknya kita didik mereka sebaik mungkin hingga jadi anak yang sholeh. Seorang ibu jangan ragu untuk meninggalkan pekerjaannya di kantor  agar bisa fokus  menndidik anaknya.

Lalu bagaimana jika kita tidak punya anak kandung?

Disitu tidak di jelaskan apakah anak sholeh itu anak kandung atau bukan. Jadi jika kita memelihara anak yatim pun kita tetap akan dapat pahala jika mereka jadi anak yang sholeh dan mendoakan kita.

Dari Abu Ummah, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang membelai kepala anak yatim karena Allah SWT, maka baginya kebaikan yang banyak daripada setiap rambut yang di usap. Dan barang siapa yang berbuat baik kepada anak yatim perempuan dan laki-laki,maka aku dan dia akan berada di surga seperti ini, Rasulullah SAW mengisyaratkan merenggangkan antara jari telunjuk dan jari tengahnya." (Hadits riwayat Ahmad)

Dari situ jelas bahwa orang yang memelihara anak yatim dengan penuh kasih sayang insya Allah akan masuk surga. Surganya pun bukan surga tingkat rendah. Tapi surga tingkat tinggi karena berada di dekat Nabi Muhammad SAW laksana jari telunjuk dengan jari tengah.

Paling tidak jika ada anak dari saudara kita atau sepupu kita, santuni mereka. Bantu mereka.Menyumbang ke keluarga miskin yang ada anaknya pun atau panti asuhan insya Allah bisa mendapatkan pahala.
 
Demikianlah penjelasan tentang amalan-amalan yang tidak akan terputus sampai dengan kapanpun yang sungguh sangat bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat..insya Allah 

KETIKA BERAT UNTUK BERINFAQ

Mau ngaku apa nggak, dalam kehidupan sehari-hari kita masih sering tersandung dengan perasaan berat untuk menginfaqkan sebagian harta kita. Seringkali kita tidak merasa tersentuh oleh anak-anak kecil yang memanggil-manggil dengan menjajakan koran di depan jendela mobil kita, saat kita berhenti di persimpangan jalan. Kita sering perhitungan untuk membantu tetangga yang kesusahan, para pengemis yang terdesak lapar, para fakir miskin yang tidak sanggup lagi membiayai anaknya sekolah. Bahkan untuk zakat saja yang merupakan kewajiban, kita selalu berusaha menghindar dan mencari-cari alasan.

Sebetulnya apa yang membuat berat? Apakah harta kita akan berkurang? Apakah Infaq dan zakat memang menguras harta kekayaan kita?

[IMG]

Menurut para ustadz dan alim ulama perasaan berat tersebut masih ada dalam hati karena kita masih :

Kurang atau bahkan tidak sadar, bahwa harta yang kita miliki itu sebenarnya milik Allah. Kita bukan pemilik yang sebenarnya. Kita hanya dititipi saja. Suatu saat, seaman apapun kita menjaga dan menyimpannya, kita pasti akan meninggalkannya. Kita pasti akan berpisah dengan harta kekayaan, bahkan kita akan diminta pertanggung jawaban mengenai penggunaan harta tersebut oleh Yang Memberi Amanah. 
Tidak adanya kesadaran inilah yang lalu melahirkan pemahaman yang salah: bahwa harta itu itu milik kita sepenuhnya, ia adalah hasil keringat dan jerih payah kita. Akibatnya kita menjadi pelit dan kikir, padahal kalau kita mau merenungkan lebih dalam, kita akan sampai kepada sebuah jawaban, bahwa yang menentukan kaya tidaknya seseorang, bukan karena keringat dan jerih payahnya, melainkan Sang Penentu dan Pemberi Rizqi, Allah.
Banyak fakta yang sering kita lihat, seperti orang-orang yang bekerja keras siang malam, tapi ternyata rejekinya hanya cukup untuk dimakan. Di saat yang sama kita juga menyaksikan sejumlah orang yang hanya duduk santai, bahkan tidur-tiduran, tapi Allah melimpahkan kepadanya kekayaan yang melimpah ruah.


Keyakinan kita kurang mantap akan janji Allah, bahwa setiap apa yang kita infaqkan akan mendapatkan gantitujuh ratus kali lipat. Akibatnya kita selalu keberatan untuk berinfaq. Padahal kita mengaku beriman pada firman Tuhan. Hal itu disebabkan pada persepsi salah yang kita yakini bahwa bila berinfaq hartanya pasti akan berkurang. Padahal janji Allah pasti dan tidak pernah diingkari. Sungguh betapa banyak bukti-bukti yang menguatkan betapa Allah melimpahkan harta orang-orang yang selalu membayar zakat dan infaq. Dalam kisah orang-orang soleh sering kita membaca bahwa mereka begitu kuat keyakinannya terhadap janji Allah tersebut, sehingga mereka tidak pernah sama sekali terbebani oleh dunia yang ada di tangan mereka. Imam Ahmad bin Hanbal, ketika diberi hadiah oleh presidennya, beliau tidak pernah berfikir bagaimana menikmati harta tersebut, melainkan beliau segera menginfaqkannya kepada fakir miskin. Itulah kemudian kita menyaksikan kehidupan beliau begitu berkah, dinamis dan produktif, tidak terbebani permasalahan dunia apapun. Apalagi beliau memang memilih hidup sederhana.


Perasaan riya' dan ingin dipuji masih sering menguasai hati kita. Ingin dibilang bahwa kita dermawan. Kalau tidak ada yang menyaksikan atau bukan dihadapan masyarakat, kita tidak mau bersedekah. Akibatnya infaq yang kita lakukan bukan atas dasar iman, melainkan karena gengsi sosial. Inilah penyebab hilangnya keberkahan dalam infaq kita. Sebab Allah sangat membenci orang yang berinfaq dengan tujuan supaya dipuji orang lain. Dalam terminology agama, sikap semacam ini dikategorikan riya'. Sikap yang akan mengundang dosa. Bahkan riya' disebut juga"Assyirkul Asghar" atau Syirik kecil, sebab dengan sikap tersebut ia lebih menyukai dipuji orang daripada dipuji Allah. Tegasnya ia telah mensejajarkan manusia dengan Allah.


Terlalu lemahnya kesadaran bahwa setiap yang kita infaqkan akan menjadi tabungan kita di akhirat, yaitu kehidupan kita yang kekal nanti. Untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan di akhirat memerlukan bekal khusus yang berkualitas. Bekal tersebut harus kita persiapkan dengan nilai-nilai keikhlasan saat kita berada di dunia. Salah satu bekal tersebut adalah berinfaq. Tidak harus dengan harta, namun dengan apa saja yang ia miliki. Mereka yang mempunyai ilmu bisa berinfaq dengan ilmu, mereka yang punya harta bisa berinfaq dengan hartanya, begitu seterusnya. Satu hal yang perlu kita yakini bersama bahwa barang siapa yang berinfaq di jalan Allah dengan tanpa hitungan "bighairi hisab" maka Allah akan membalasnya dengan tanpa hitungan pula.

Mudah-mudahan kita semua selalu diberikan oleh Allah ketetapan hati serta kekuatan iman agar terhindar dari penyakit-penyakit hati diatas ...

Amiiin Ya Rabbal Alamiin...

Maandag 24 Junie 2013

DAHSYATNYA SEDEKAH DIBULAN RAMADHAN






Kedatangan bulan Ramadhan setiap tahunnya tak henti menjadi penghibur hati orang mukmin. Bagaimana tidak, beribu keutamaan ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral, ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu. Seorang yang menyadari kurangnya bekal yang dimiliki untuk menghadapi hari penghitungan kelak, tak ada rasa kecuali sumringah menyambut Ramadhan. Insan yang menyadari betapa dosa melumuri dirinya, tidak ada rasa kecuali bahagia akan kedatangan bulan Ramadhan.

Mukmin Sejati Itu Dermawan

Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits:

إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها

“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)

Dari hadits ini demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pelit dan bakhil adalah akhlak yang buruk dan bukanlah akhlak seorang mukmin sejati. Begitu juga, sifat suka meminta-minta, bukanlah ciri seorang mukmin. Bahkan sebaliknya seorang mukmin itu banyak memberi. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اليد العليا خير من اليد السفلى واليد العليا هي المنفقة واليد السفلى هي السائلة

“Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi dan tangan yang dibawah adalah orang yang meminta.” (HR. Bukhari no.1429, Muslim no.1033)

Selain itu, sifat dermawan jika di dukung dengan tafaqquh fiddin, mengilmui agama dengan baik, sehingga terkumpul dua sifat yaitu alim dan juud (dermawan), akan dicapai kedudukan hamba Allah yang paling tinggi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنَّما الدنيا لأربعة نفر: عبد رزقه الله مالاً وعلماً فهو يتقي فيه ربه ويصل فيه رحمه، ويعلم لله فيه حقاً فهذا بأفضل المنازل

“Dunia itu untuk 4 jenis hamba: Yang pertama, hamba yang diberikan rizqi oleh Allah serta kepahaman terhadap ilmu agama. Ia bertaqwa kepada Allah dalam menggunakan hartanya dan ia gunakan untuk menyambung silaturahim. Dan ia menyadari terdapat hak Allah pada hartanya. Maka inilah kedudukan hamba yang paling baik.” (HR. Tirmidzi, no.2325, ia berkata: “Hasan shahih”)

Keutamaan Bersedekah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan orang-orang yang bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.

Diantara keutamaan bersedekah antara lain:

1. Sedekah dapat menghapus dosa.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)

Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)

2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:

رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه

“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)

3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)

Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”

4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.

من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة

“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)

6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

والصدقة برهان

“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)

An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”

7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور

“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)

8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة

“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)

9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:

مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ، عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت ، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع

“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)

Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang, bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan.

Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan keutamaan orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil?

Kedermawanan Rasulullah di Bulan Ramadhan

Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)

Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu:

كان النبي صلى الله عليه وسلم أشجع الناس وأجود الناس

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307)

Namun bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial sehingga beliau lebih dermawan lagi. Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam hadits juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus terus-menerus. Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari.

Oleh karena itu, kita yang mengaku meneladani beliau sudah selayaknya memiliki semangat yang sama. Yaitu semangat untuk bersedekah lebih sering, lebih banyak dan lebih bermanfaat di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan lainnya.

Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan

Salah satu sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi teladan untuk lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadhan adalah karena bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya. Diantara keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah:

1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jaminan surga.

Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:

كل عمل ابن آدم له الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال عز و جل : إلا الصيام فإنه لي و أنا الذي أجزي به

“Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.’” (HR. Muslim no.1151)

Dan sedekah, telah kita ketahui keutamaannya. Kemudian shalat malam, juga merupakan ibadah yang agung, jika didirikan di bulan Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه

“Orang yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759)

Ketiga amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya dikerjakan balasannya adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إن في الجنة غرفا يرى ظاهرها من باطنها وباطنها من ظاهرها أعدها الله لمن ألان الكلام وأطعم الطعام وتابع الصيام وصلى بالليل والناس نيام

“Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur.” (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946)

2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.

Kita telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih lebih berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

من فطر صائما كان له مثل أجره ، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا

“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)

Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan murah untuk diberikan kepada orang lain.

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبات فعلى تمرات فإن لم تكن حسا حسوات من ماء

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 696)

Betapa Allah Ta’ala sangat pemurah kepada hamba-Nya dengan membuka kesempatan menuai pahala begitu lebarnya di bulan yang penuh berkah ini.

3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.

Salah satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk sedekah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak manusia meninggalkan kebaikan, setan berkata:

فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (Qs. Al A’raf: 16)

Sehingga manusia enggan dan berat untuk beramal. Namun di bulan Ramadhan ini Allah mudahkan hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة ، وغلقت أبواب النار ، وصفدت الشياطين

“Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)

Dan pada realitanya kita melihat sendiri betapa suasana Ramadhan begitu berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang bersemangat melakukan amalan kebaikan yang biasanya tidak ia lakukan di bulan-bulan lainnya. Subhanallah.

Adapun mengenai apa yang diyakini oleh sebagian orang, bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadhan diganjar pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib diganjar dengan 70 kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan Ramadhan, keyakinan ini tidaklah benar. Karena yang mendasari keyakinan ini adalah hadits yang lemah, yaitu hadits:

يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، و قيام ليله تطوعا ، و من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، و من أدى فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، و هو شهر الصبر و الصبر ثوابه الجنة ، و شهر المواساة ، و شهر يزاد فيه رزق المؤمن ، و من فطر فيه صائما كان مغفرة لذنوبه ، و عتق رقبته من النار ، و كان له مثل أجره من غير أن ينتقص من أجره شيء قالوا : يا رسول الله ليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال : يعطي الله هذا الثواب من فطر صائما على مذقة لبن ، أو تمرة ، أو شربة من ماء ، و من أشبع صائما سقاه الله من الحوض شربة لايظمأ حتى يدخل الجنة ، و هو شهر أوله رحمة و وسطه مغفرة و آخره عتق من النار ،

“Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu’). Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezki seorang Mukmin bertambah (ditambah). Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan buka kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa (itu) sedikitpun.” Kemudian para Sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan sebagai buka orang yang berpuasa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan buka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah (no. 1887) dan Al Ash-habani dalam At Targhib (178). Hadits ini didhaifkan oleh para pakar hadits seperti Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115), juga oleh Dhiya Al Maqdisi di Sunan Al Hakim (3/400), bahkan dikatakan oleh Al Albani hadits ini Munkar, dalam Silsilah Adh Dhaifah (871).

Ringkasnya, walaupun tidak terdapat kelipatan pahala 70 kali lipat pahala ibadah wajib di luar bulan Ramadhan, pada asalnya setiap amal kebaikan, baik di luar maupun di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan oleh Allah 10 sampai 700 kali lipat. Berdasarkan hadits:

إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم بها فعملها كتبها الله له عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى أضعاف كثيرة

“Sesungguhnya Allah mencatat setiap amal kebaikan dan amal keburukan.” Kemudian Rasulullah menjelaskan: “Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna. Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, lalu mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat banyaknya.” (HR. Muslim no.1955)

Oleh karena itu, orang yang bersedekah di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali lipat karena sedekah adalah amal kebaikan, kemudian berdasarkan Al A’raf ayat 16 khusus amalan sedekah dilipatkan-gandakan lagi sesuai kehendak Allah. Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai keutamaan sedekah. Lalu jika ia mengiringi amalan sedekahnya dengan puasa dengan shalat malam, maka diberi baginya jaminan surga. Kemudian jika ia tidak terlupa untuk bersedekah memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang yang berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah lagi dengan pahala orang yang diberi sedekah. Jika orang yang diberi hidangan berbuka puasa lebih dari satu maka pahala yang didapat lebih berlipat lagi. Subhanallah…

Ayo jangan tunda lagi…

Yulian Purnama

Sondag 23 Junie 2013

SEDEKAH DAPAT MERINGANKAN BEBAN ORANG LAIN


Sahabatku, mungkin sudah terlalu sering kita mendengar bahwa bersedekah yang dapat meringankan beban orang lain dan menyelamatkan kita daripada api neraka. 

Sebagaimana hadist Rasulullah Muhammad Shallallahu Alayhi Wassalam :

 “Sedekah itu menghapuskan kesalahan seperti air memadamkan api” (Hadis Riwayat At Tirmidzi)


Dalam amalan bersedekah, kita perlu melakukannya dengan ikhlas karena Allah, bukan disebabkan balasan nama atau sekedar bersedekah saja. Supaya bersedekah tidak menjadi sia-sia, Islam mengajarkan umatnya menyumbang dan bersedekah menepati arti sedekah yang sebenarnya. 

Beberapa hal perlu diambil perhatian dan tindakan demi kesempurnaan bersedekah.



Pertama: 
Barang yang disedekahkan itu hendaklah yang terbaik baik, masih bagus dan tidak malu untuk dipakai  kembali (boleh dipakai). Adalah tidak wajar dan paling tidak munasabah barang yang disedekahkan itu tidak mau kita gunakan sendiri, tetapi lantas kita sedekahkan Biarlah bersedekah dengan barang yang disenangi penerima. Allah melarang bersedekah dengan benda yang tidak baik karena bersedekah adalah ibadah dan tanda mensyukuri nikmat Allah kepada kita hamba-Nya.



“Wahai orang yang beriman! Belanjakanlah pada jalan Allah sebahagian daripada hasil usaha kamu yang baik dan sebahagian daripada apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu sengaja memilih yang buruk daripadanya lalu kamu dermakan atau kamu jadikan pemberian zakat, padahal kamu sendiri tidak sekali-kali akan mengambil yang buruk itu kalau diberikan kepada kamu, kecuali dengan memejamkan mata padanya. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah Maha Kaya, lagi senantiasa terpuji.” (Al-Baqarah ayat 267)



Kedua: Sesuatu yang disedekahkan ialah yang halal, bukan haram atau subahat.



Ketiga: Sunat bagi pemberi sedekah, bersedekah dengan barang atau benda yang disukai dan disayangi, 
apakah itu dalam jumlah  sedikit ataupun banyak.



“Kamu tidak sekali-kali akan dapat mencapai hakikat kebajikan dan kebaktian yang sempurna sebelum kamu dermakan sebahagian daripada apa yang kamu sayangi. Dan apa jua yang kamu dermakan maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.” (Al-Imran ayat 92)



“Dari Adiyie Hatim Radiallahuanhu berkata: Saya mendengar Rasulullah Muhammad Shallallahu Alayhi wassalam bersabda: Takutlah kamu akan api neraka walaupun dengan (bersedekah) separuh buah kurma.” (Riwayat Al-Imam Al-Bukhari).



Hadis ini menunjukkan amalan bersedekah walaupun hanya separuh buah kurma sungguh dapat  menyelamatkan kita daripada api neraka.



Keempat: Bersedekah disertai dengan keikhlasan, bukan mengungkit, bahkan menyakiti hati orang yang menerima sedekah kerana perbuatan ini haram dan merusakkan amalan bersedekah.



“Wahai orang yang beriman! Jangan rusakkan pahala sedekah kamu dengan perkataan membangkit-bangkit dan kelakuan yang menyakiti seperti rusaknya pahala amalan sedekah orang yang membelanjakan hartanya kerana hendak menunjuk-nunjuk kepada manusia (riya) dan ia pula tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat.



tetapi juga harus diingat bahwa jangan menjadikan perkara riya ini menjadi alasan kita untuk tidak bersedekah, terlebih menjadikan sedekah sebagai syiar dan upaya penyelamatan ummat dari kefakiran dan kekufuran. Karena ada yang beralasan takut Riya dan tidak ikhlas maka Takut bersedekah atau saya telah bersedekah tanpa sepengetahuan orang lain. 



Kelima: Sedekah yang diberikan secara sembunyi lebih afdal, ibarat tangan kanan yang memberi, tangan kiri tidak mengetahuinya. Perbuatan ini dekat kepada keikhlasan dan jauh daripada riya karena sifat ini boleh merusakkan amalan sedekah. Tiada gunanya bersedekah jika hanya mau mendapat pujian dan dikatakan pemurah karena dengan keikhlasan sahajalah ganjaran pahala diperoleh. Sesungguhnya Perkara keikhlasan adalah berpulang kepada diri dan hati kita masing-masing. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kita perbuat. 



“Jika menampakkan sedekah kamu, ini sangat baik, tetapi jika kamu merahasiakannya, dan memberikan orang fakir, maka itu lebih baik bagi kamu dan akan melepaskan kamu daripada kejahatan kamu; Allah menyadari, Maha Mengetahui apa yang kamu buat” (Al Baqarah – 271).



Keenam: Sedekah tidak mengurangkan harta, sebaliknya menambah harta dan menjauhkan kefakiran, kekurangan dan kesempitan. Allah akan gantikan dengan yang lebih baik.



“Katakanlah wahai Muhammad sesungguhnya Tuhan-Ku memewahkan rezeki bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya antara hamba-Nya dan Ia juga yang menyempitkan baginya, dan apa saja yang kamu dermakan maka Allah akan menggantikannya dan Dia sebaik-baik pemberi rezeki” (Saba’ – 39).



Ketujuh: Sedekah membersihkan harta dan menyucikan diri kita.



“Ambil sedekah daripada harta mereka untuk membersihkan dan menyucikan mereka dan doakanlah mereka. Sesungguhnya doa engkau itu menjadi ketenangan hati mereka. Allah maha mendengar lagi maha mengetahui” (At Taubah-103).



Ayat itu menjawab dua masalah utama yaitu apa yang harus disedekahkan dan mengapa umat harus bersedekah. Sedekah adalah untuk membersih dan menyucikan (jiwa) dan disedekahkan daripada harta atau benda yang dimiliki.



tentang sedekah dan orang yang tidak mendapati sesuatu melainkan tenaganya 
(usaha mereka)” 
(QS At Taubah - 79)

MENCOBA ISTIQOMAH DALAM BERSEDEKAH


Wahai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebahagian daripada rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim.

Terjemah QS Al Baqarah 254.

Apa yang sulit dalam hidup ini? Banyak. Salah satu jawabannya adalah berusaha tetap konsisten, atau dalam bahasa Islamnya adalah istiqomah. Istiqomah secara bebas artinya berketetapan hati dengan teguh, yaitu teguh dengan prinsip yang dipegang, teguh dengan keyakinan yang dianut, dan teguh dalam beramal sholeh.

Salah satu amal shaleh yang sederhana adalah sedekah. Sedekah sudah banyak dibahas manfaatnya oleh para ulama. Meskipun tidak punya uang atau harta, kita masih tetap dapat bersedekah dengan memberi senyuman, sebab kata Rasulullah senyum itu adalah sedekah. Orang yang pelit atau kikir diibaratkan oleh Al-Quran sebagai tangan yang terbelenggu. Tangan yang terbelenggu tentu tidak dapat berbuat apa-apa, apalagi memberi.

Nah, bagi orang yang mampu, bersedekah dengan uang atau harta adalah perkara yang mudah. Tinggal sumbangkan uangmu atau hartamu kepada kaum dhuafa, kepada anak yatim piatu, atau kepada masjid dan lembaga amal. Tidak ada yang sulit melakukannya selama “tanganmu tidak terbelenggu”.

Meskipun bersedekah itu mudah, namun yang sulit adalah mempertahankannya sebagai amal yang terus menerus. Bersedekah secara menerus sama artinya kita menyimpan amal pahala secara menerus ke dalam tabungan akhirat. Apalah yang kita bawa mati selain amal pahala sebagai teman kita di kampung akhirat nanti?

Mari kita mencoba membuat komitmen untuk istiqamah bersedekah setiap hari. Tidak besar memang, hanya Rp5000 rupiah per hari. Setiap hari saya niatkan memberi sedekah lima ribu perak (kadang-kadang kurang). Penerima sedekah saya bisa siapa saja, misalnya pengemis yang saya temui di jalan. Namun, tidak setiap hari saya menjumpai pengemis di jalan. Maksudnya orang yang benar-benar mengemis karena tidak mampu, bukan mengemis karena malas.

Adakah kita sering menyedekahkan uang lima ribu perak itu pada lembaga amal melalui kotak-kotak amal yang sering kita temui di minimarket, toko-toko, maupun rumah makan. Insya Allah mereka lembaga amal resmi dari panitia pembangunan masjid atau pesantren, lembaga yatim piatu, lembaga amil zakat, dan lain-lain

Lihatlah, ternyata ladang amal itu ada di mana-mana, kenapa kita tidak memanfaatkannya? Kenapa kita tidak menanam bekal di kampung akhirat di ladang itu? Amalan yang kecil namun terus menerus lebih bermakna daripada amalan besar namun hanya sesekali.Marilah kita gemar bersedekah, dan yang paling penting selalu melakukannya setiap hari secara istiqomah. Mudah-mudahan Allah menjadikan amalan sedekah itu sebagai penyelamat kita baik di dunia maupun di akhirat. Amiin ya rabbal alamiin.